Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro inovasi bersama dengan beberapa kelompok tani Desa Ngablak, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang berhasil melakukan kegiatan yang bermanfaat mendukung budidaya tanaman sehat. Kegiatan tersebut meliputi pelatihan kepada 15 anggota kelompok tani dalam pembuatan Trichokompos.
Trichokompos menghasilkan kompos yang tidak hanya berfungsi sebagai pupuk tetapi juga memiliki manfaat sebagai bahan pengomposan da biofertilizer dalam memperbaiki fisik tanah. Hal ini sekaligus menekan penggunaan pupuk sintetis dan pestisida kimia, sehingga mendukung pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Maretha selaku pemateri menjelaskan pentingnya petani mengenal apa itu trichokompos. Komoditas hortikultura yang berpoensi di Desa Ngablak beberapa diantaranya seperti kubis, cabai, dan tomat. Pupuk merupakan kebutuhan penting dalam proses budidaya tanaman. Akan tetapi, dalam penyediaan dan subsidinya memiliki beberapa kendala seperti harga mahal, kuantitas serta jenis yang didapatkan tidak sesuai kebutuhan. Pupuk organik “Trichokompos” sebagai alternatif dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Kegiatan dimulai dengan pemberian materi tentang manfaat dan cara kerja Trichokompos. Para peserta kemudian diajarkan langkah – langkah praktis pembuatan Trichokompos. Dimulai dari persiapan alat dan bahan, pupuk kandang, kapur dolomit, starter Trichoderma sp. yang dicampur lalu di fermentasi selama kurang lebih 7 hari, hingga cara pengaplikasian ke tanaman.
Maretha berharap program kerja ini menjadi sarana masyarakat dalam mengolah dan memanfaatkan limbah kotoran ternak yang ada di Desa Ngablak yang dapat dijadikan bahan pembuatan pupuk organik Trichokompos.
Kegiatan ini ditutup dengan survei kebermanfaatan program kerja yang telah dilakukan. “Kegiatan ini sangat bermanfaat dan inovatif” ungkap beberapa pertani Desa Ngablak.